STRATEGI PERANG
IDIOPOLITORSTRATAK.
Meskipun tidak ada strategi yang baku dalam Perang, namun tidak sedikit orang yang mendesain suatu strategi berdasarkan pengalaman pribadinya. Ada pula yang meyakini bahwa Perang itu sendiri adalah sebuah perjalanan Doktrin yang harus tersampaikan, jadi orientasi kemenangan bukan ketika lawan Angkat tangan atau menaikkan bendera putih atas kekalahannya tetapi lebih pada bagaimana mengalahkan lawan dengan sentuhan Idiologi yang efeknya terlihat pada bergesernya cara berpikir lawannya.
Salah satu Strategi Perang yang kuat adalah Ketidak Pastian, maksudnya adalah bagaimana membuat lawan tidak yakin akan pola strategi yang kita pakai meskipun lawan berada dalam markas atau rumah kita. Meskipun ada strategi semacam itu Satu hal yang pasti setiap peperangan di segala zaman menghasilkan sebuah sejarah dari para pelakunya, seperti strategi perang yang kita kenal zaman China kuno bernama Sun-Tzu.
kita membutuhkan Suatu strategi yang utuh, manusiawi dan bernilai tinggi dimana Tujuannya bukan hanya kemenangan sepihak dari peserta perangnya tetapi perang yang memenangkan Cinta semua pihak yang terlibat didalamnya, strategi yang menerapkan Win-Win Solution bagi keduanya. Saya yakin kalimat diatas cukup membuat bingung banyak pihak, soalnya ukuran diatas tidak lumrah diperjuangkan selama ini, yah..tidak lumrah kalau tidak mau dikatakan tidak pernah atau tidak mungkin. Selama ini perang disandarkan pada pengorbanan yang besar, Mulai dari menguras Pikiran, Biaya, bahkan sampai harus menumpahkan darah...dan inilah yang dianggap lumrah.
IDIOPOLITORSTRATAK adalah salah satu cara Strategi Perang yang cukup unik dan lembut, sangat baik bagi yang punya kecenderungan akan nilai-nilai kebaikan karena Ideopolitorstratak didasarkan kecintaan pada Allah,Swt. Siapapun yang mencintai Allah, Swt, maka mana mungkin ia menindas atau melukai orang disekitarnya. Ideopolitorstratak, bukanlah suatu kata yang terbentuk dengan Proses yang membabi buta, namun ia adalah kata yang lahir terorganisir dan sistematis ; IDIOLOGI, POLITIK, ORGANISASI, STRATEGI dan TAKTIK.
Ada ungkapan " POLITIK tanpa IDIOLOGI yang dihasilkan hanyalah kegaduhan " dan jika terjadi seperti ini maka perjuangan semakin tidak jelas arahnya. ungkapan diatas membuat kita sadar begitu pentingnya IDIOLOGI hingga bisa dikatakan bahwa dinamika politik apapun jika tidak disandarkan pada Idiologi maka hasilnya adalah kesia-siaan. Memang politik itu memperjuangkan kekuasaan, muncul sebuah pertanyaan "kekuasaan itu untuk apa?". Pertanyaan diatas menyangkut orientasi perjuangan dari dinamika politik, apakah sifatnya Universal ataukah tidak, karena umumnya orientasi dari proses politik hanyalah berakhir pada kelompok tertentu saja. meskipun kata universal itu sendiri masih menjadi perdebatan diantara orang-orang yang beridiologi berbeda, jadi kembali lagi pada idiologi. Mari kita renungkan kembali akan kelayakan sebuah idiologi dalam kehidupan...!!!
Dalam kehidupan sehari-hari, antara agama (wahyu), ideologi dan kebudayaan seringkali sulit untuk dibedakan. Karena ketiganya sama-sama dapat dijadikan sebagai pedoman hidup walaupun masing-masing mempunyai nilai yang berbeda. Agama dapat di ideologikan dan dibudayakan. Sebaliknya ideologi dan kebudayaan dapat diagamakan. Ideologi sebagai kompleks pengetahuan dan macam-macam Nilai dan Etika yang secara keseluruhan menjadi landasan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami jagat raya dan bumi dan seisinya serta menentukan sikap dasar untuk mengolahnya. Berdasarkan pemahaman itu, seseorang dapat memahami apa yang ditemukan dalam kehidupannya itu baik ataukah tidak baik serta menentukan pilihan diantaranya.
Mengingat hal diatas, maka kita bisa membayangkan bagaimana politik itu tanpa nilai dan etika, padahal kita menginginkan dinamika politik hari ini di isi oleh orang-orang yang memahami serta mau menjalankan nilai-nilai kebaikan dan beretika dalam kehidupannya, bukan hanya diketahui dan diapahami saja akan tetapi menjadi Moral Course of Action atau merupakan sebuah pengejawantahan perilaku dari moral yang dimilikinya. Oleh sebab itu, meskipun Idiologi memiliki makna yang luas serta sangat sarat akan nilai-nilai positif dan kebaikan, Idiologi itu sendiri dapat menjadi sesuatu yang baik jika idiologi itu menjadi pedoman hidup menuju lebih baik, namun sebaliknya masih banyak diantara kita utamanya para pelaku politik tingkat elit/kakap menggunakan Idiologi itu sebagai alat untuk melindungi kekuassaan atau tempat bersembunyi dari kekuatan para kaum tertindas saja.
Seperti yang saya sebut sebelumnya bahwa Orientasi POLITIK seseorang harus dipertanyakan kalau kita tidak mau atau takut mempertanyakan landasan Politik orang tersebut. Hal ini harus dialakukan agar tidak serta merta Politikus-politikus, Organisasi dan bahkan Partai-partai Politik Baru akan bertambah disebabkan Rakyat tidak lagi Ridho dan menganggap perlu adanya pelaku, organisasi atau partai yang lebih inspiratif, beretika dan memperjuangkan nilai yang jelas bagi mereka. Dalam cerita Dimasa lalu, posisi Dewa pun akan digantikan oleh Dewa yang lain jika tidak mampu membuktikan cintanya dengan memenuhi kebutuhan dan keinginan hambanya. Jadi hukum ini lebih sangat berlaku bagi manusia mengingat Manusia lebih banyak dari apa yang sebagian orang dulu sebut sebagai Dewa. Jadi, jangan coba-coba berpolitik jika idiologi yang akan dipakai dan diperjuangkan belum jelas.
ORGANISASI adalah sebuah Wadah berkumpul beberapa orang/Kelompok yang didalamnya terjadi sebuah interaksi dalam upaya mencapai suatu tujuan. Interaksi dalam hal menggambarkan adanya dinamika dalam Organisasi tersebut. Interaksi ini pula yang menjadi tolok ukur cepat atau lambatnya Visi, Misi, Sasaran, Target sampai Tujuan Organisasi bisa diwujudkan. Namun lagi-lagi saya katakan bahwa Nilai dan etika yang dalam interaksi tersebut harus Idiologis agar tidak ada dinamika yang sia-sia atau dengan kata lain setiap usaha-usaha bersama dalam Organisasi senantiasa memuat Doktrin Idiologi, biasanya kita namakan ini sebagai Mission. Dalam kaitannya dengan Politik, Organisasi menyiapkan ruang kemudahan dalam merencanakan sampai dengan bagaimana mewujudkan agenda-agenda Politik tersebut. Tanpa Organisasi, bisa dipastikan agenda politik terasa berat dan sulit diwujudkan apalagi jika berbicara mengenai Persaingan/Pertarungan Politik. Arti lain dari Politik adalah Kepentingan yang banyak, jadi banyak harapan banyak pula benturan.
Setiap agenda maupun Mission Organisasi tidak akan mudah diwujudkan apalagi berada dalam kondisi persaingan. Oleh sebab itu Organisasi membutuhkan STRATEGI yang jitu agar setiap usaha dan pengorbanan selalu Efektif dan Efisien. Karena Idiologi bukan hanya milik Organisasi tertentu saja, bahkan satu Idiologi bisa dimiliki oleh sebagian besar Ummat manusia, jadi lagi-lagi Nuansa Idiologis memang perlu ditanamkan agar rasa kepemilikan terhadap Mission tadi berlaku oleh sebagian besar Ummat manusia. Rasa kepemilikan dan tanggung jawab akan Mission inilah yang membuat perjuangan jauh lebih mudah. Kesimpulannya kita dilindungi oleh sebagian besar Ummat, bukan lagi berbicara Rakyat. Jadi yang dibutuhkan adalah Strategi yang akan diperjuangkan bersama-sama dengan banyak orang, itulah strategi yang bernuansa Idiologis.
Namun demikian, meskipun kita memiliki Strategi yang Jitu dan diperjuangkan oleh banyak orang maupun kelompok tetap akan mendapatkan kendala mengingat apa yang kita sepakati dari hal yang semestinya diperjuangkan adalah hal yang besar dan membutuhkan waktu yang cukup panjang untuk mewujudkannya. Setiap jalan ada-ada saja tantangannya dan kadang kita mesti sedikit mengubah haluan dan mengembalikannya disaat kondisi sudah stabil. Hal diatas menjelaskan perlunya langkah TAKTIS dalam sebuah perjuangan, langkah ini diambil jika diperlukan namun pada saat diperlukan ia membutuhkan waktu yang relatif lebih cepat untuk diputuskan ketimbang strategi.
By : Adnan Junaedi
adnantandzil.blogspot.com
Comments
Post a Comment