Konsepsi Dasar Kewirausahaan ‘Sukses Bisnis Sejak Kuliah"
Konsepsi Dasar Kewirausahaan ‘Sukses Bisnis Sejak Kuliah"
Perbedaan
dalam pengetahuan, minat dan budaya serta faktor lingkungan dimana seseorang
berada, akan menentukan karier seperti apa yang mereka inginkan dimasa depan.
Sebagian orang mungkin lebih tertarik untuk meniti karier sebagai pegawai
negeri sipil, walaupun mungkin awalnya gaji tidak terlalu besar, namun ada
harapan menjadi pejabat dengan fasilitas yang memadai dan mendapat uang pensiun.
Sebagian orang lainnya tertarik untuk menjadi pegawai swasta professional yang
umumnya menjanjikan gaji besar, tunjangan dan fasilitas lain yang menarik,
serta uang pesangon. Hanya sebagian kecil yang tertarik untuk terjun menjadi
pengusaha (wirausahawan), mungkin karena penghasilan tidak menentu, risiko
terlalu besar, dan alasan paling klasik yaitu tidak mempunyai modal.
Berdasarkan berbagai pengalaman pengusaha sukses, ternyata tidak menjadi
pengusaha menjanjikan masa depan yang sangat cemerlang, penghasilan tidak
terbatas dan dapat mengatur waktunya sendiri.
Wirausahaan
sangat dibutuhkan saat ini karena tingkat pengangguran di setiap jenjang
pendidikan sudah semakin parah dan perlu segera dicari pemecahannya melalui
penciptaan lapangan kerja diberbagai sektor usaha. Menjadi wirausahawan sangat
diperlukan tidak hanya untuk kepentingan diri sendiri, tetapi yang lebih
penting dan mendesak adalah untuk mengabdi kepada bangsa dan negara dengan
menciptakan lapangan kerja bagi orang lain.
TEORI TENTANG
KONSEPSI DASAR KEWIRAUSAHAAN
A.
Pengertian Kewirausahaan
Untuk
mengetahui pengertian kewirausahaan, berikut ini adalah beberapa defenisi dari
pakar mengenai wirausahawan :
a. Wirausahawan
adalah seseorang yang menemukan gagasan baru dan selalu berusaha menggunakan
sumber daya yang dimiliki secara optimal untuk mencapai tingkat keuntungan yang
tertinggi
b.
Wirausahawan
adalah orang yang memiliki pandangan yang tidak lazim, yaitu orang yang dapat
mengenali potensi atas barang dan jasa. Wirausahawan akan bereaksi terhadap perubahan
ekonomi dan kemudian menjadi pelaku dalam mengubah permintaan menjadi produksi.
c.
Wirausahawan
adalah orang yang memiliki seni dan keterampilan tertentu dalam menciptakan
usaha yang baru. Wirausahawan memiliki pemahaman sendiri akan kebutuhan
masyarakat dan dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Wirausahawan akan
mempengaruhi masyarakat dengan membuka usaha baru, tetapi pada saat yang sama
ia dipengaruhi oleh masyarakat untuk mengenali kebutuhan dan memenuhinya
melalui ketajaman manajemen sumber daya.
d.
Wirausahawan
adalah orang yang dapat melihat cara-cara yang ekstrem dan mau mengubah sesuatu
yang tak bernilai atau bernilai rendah menjadi sesuatu yang bernilai tinggi
(misalnya dari terigu menjadi roti bakar yang lezat), dengan cara memberikan
nilai baru ke barang tersebut untuk memenuhi kebutuhan manusia. Apabila suatu
nilai ditambahkan ke dalam suatu produk/barang, maka akan didapatkan
keuntungan.
Berdasarkan
pendapat para pakar yang diuraikan di atas, terdapat ciri umum yang selalu
terdapat dalam diri wirausahawa, yaitu kemampuan mengubah sesuatu menjadi lebih
baik atau menciptakan sesuatu yang benar-benar baru, atau berjiwa kreatif dan
inovatif. Ciri “kreatif” dan “inovatif” ini sebagai sifat yang terdapat pada
diri wirausahawan.
Jadi,
pengusaha atau wirausahawan (entrepreneur)
adalah seseorang yang menciptakan sebuah usaha atau bisnis yang dihadapkan
dengan risiko dan ketidakpastian untuk memperoleh keuntungan dan mengembangkan
bisnis dengan cara mengenali kesempatan dan memanfaatkan sumber daya yang
diperlukan.
B.
Keuntungan Menjadi Wirausahawan
Brad
Sugar (pendiri Action International 2007) menyatakan “Business just a game, so learn the rules, play smart, and have fun.” Jadi,
wirausahawan adalah sebuah permainan, dimana kita harus tahu betul aturan main,
lalu menjalankan usaha secara cerdik, dan akhirnya menikmati keuntungan. Oleh
karena itu, keuntungan menjadi wirausahawan adalah mempunyai kemampuan dalam
mengatur kondisi usaha sendiri, menentukan aturan main dalam usaha sendiri
dengan sangat hati-hati dan sesuai dengan karakter diri dan pekerjaan, serta
mengalami masa-masa saat berhasil dan gagal.
Beberapa
peluang sebagai keuntungan yang memberikan dorongan kuat seseorang untuk
berwirausaha adalah sebagai berikut:
a.
Mempunyai
kebebasan mencapai tujuan yang dikehendaki
Kebebasan
adalah sesuatu yang sangat bernilai bagi seseorang. Wirausaha memberikan
kebebasan kepada setiap orang untuk menentukan tujuannya sendiri. Memiliki
kebebasan untuk menjalankan usahanya sendiri dan mencapai tujuannya sendiri menjadikan
banyak orang memilih menjadi wirausahawan. Beberapa wirausahawan menggunakan
kebebasannya untuk menyusun kehidupan dan perilaku kerja pribadinya secara
fleksibel.
b.
Mempunyai
kesempatan untuk menunjukkan kemampuan dan potensi diri secara penuh.
Bagi
wirausahawan bekerja dan bermain hampir tidak ada bedanya, sangat menyenangkan.
Kegiatan bisnis yang mereka geluti sebagai alat untuk mengoptimalkan potensi
diri dan pernyataan aktualisasi diri. Para wirausahawan menyadari bahwa batasan
terhadap kesuksesan mereka adalah segala hal yang ditentukan oleh kreativitas,
antusias, dan visi mereka sendiri.
c.
Memperoleh
manfaat dan laba yang maksimal
Menjadi wirausahawan akan memiliki kebebasan untuk menentukan
sendiri keuntungan atas investasinya. Meskipun uang bukan segalanya, laba dari
usahanya merupakan faktor penting untuk memotivasi diri dalam mengembangkan
usaha baru. Dengan membuka usaha, ada manfaat yang membanggakan diri seperti
dapat membuka lapangan kerja bagi orang lain, membantu yang tidak mampu, dan
memperoleh laba yang cukup banyak sehingga dapat menikmati kehidupan yang lebih
baik.
d.
Terbuka
kesempatan untuk melakukan perubahan
Menjadi karyawan tidak bebas dalam melakukan perubahan.
Setiap perubahan harus ada persetujuan pimpinan dan pemilik. Apabila menjadi
pengusaha, mempunyai kebebasan untuk mengubah kondisi perusahaan sesuai dengan
keinginan yang sudah dipikirkan dengan sangat matang dan risiko yang
diperhitungkan dengan cermat.
e.
Terbuka peluang
untuk membantu masyarakat dalam menciptakan kesempatan kerja.
Dengan mendirikan sebuah usaha, berarti wirausahawan
memberi manfaat pada masyarakat untuk mendapatkan kesempatan kerja dan membantu
masyarakat dalam mendapatkan barang dan jasa yang dapat memenuhi kebutuhan dan
keinginan mereka.
f.
Terbuka peluang
untuk berperan dalam masyarakat dan mendapatkan pengakuan atas usaha mereka.
Biasanya para pengusaha, dari yang masih kecil
sekalipun sering kali mendapatkan peran strategis dalam kehidupan sosial
kemasyarakatan di lingkungannya, mereka dihormati, dipercaya, bahkan mereka
sangat dihargai karena hasil usaha mereka yang memberikan manfaat bagi
masyarakat atas lingkungannya.
Secara garis besar bahwa keuntungan yang diperoleh
dari seorang wirausahawan adalah kebabasan dalam mengelola usaha, waktu, dan
pengakuan akan keberhasilan. Namun demikian, yang harus dicatat adalah, semua
keberhasilan tersebut tentu diperoleh dengan cara bekerja keras, perencanaan
yang baik, dan diiringi doa setelah berusaha dengan sebaik mungkin.
C.
Ciri dan Sikap Wirausaha
Wirausahawan
yang sukses haruslah orang yang mampu melihat ke depan, berpikir dengan penuh
perhitungan, serta mencari pilihan dari berbagai alternative masalah dan
solusinya. Geoffrey G. Meredith (1996) mengemukakan ciri-ciri wirausahawan
sebagai berikut:
a.
Percaya Diri
Segala
sesuatu yang telah diyakini dan dianggap benar harus dilakukan sepanjang tidak
melanggar hukum dan norma yang berlaku. Percaya diri merupakan sikap dan
keyakinan untuk memulai, melakukan, dan menyelesaikan tugas atau pekerjaan yang
dihadapi.
b.
Berorientasi
pada Tugas dan Hasil
Apapun
pekerjaannya harus jelas apa hasilnya. Apa yang dilakukan seorang wirausahawan
merupakan usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Keberhasilan
pencapaian tugas tersebut, sangat ditentukan pula oleh motivasi berprestasi,
berorientasi pada keuntungan, kekuatan dan ketabahan, kerja keras, energik,
serta berinisiatif.
c.
Berani Mengambil
Risiko
Apabila
ingin memperoleh keuntungan, maka harus mau mengeluarkan biaya sekecil apapun biaya
itu. Risiko usaha pasti ada, tidak ada jaminan suatu usaha akan untung atau
sukses terus menerus. Oleh sebab itu, untuk memperkecil kegagalan usaha maka
seorang wirausahawan harus mengetahui peluang kegagalan Dengan mengetahui
sumber kegagalan, maka kita dapat berusaha memperkecil risiko.
d.
Kepeimimpinan
Memberikan
suri teladan, berpikir positif, tidak antikritik, dan memiliki kecakapan dalam
bergaul merupakan hal-hal yang sangat diperlukan dalam berwirausaha.
Kepemimpinan dan kepeloporan ini bukan hanya memberikan pengaruh pada orang
lain atau bawahannya, melainkan juga sigap dalam mengantisipasi setiap
perubahan. Disamping itu harus menjadi pemimpin atas perubahan yang tejadi
dengan meluncurkan produk-produk baru lebih dahulu, menjadi pelopor dalam penciptaan
produk yang unggul atau memberikan nilai tambah yang berbeda dibanding para
pesaing.
e.
Keorisinilan
Keorisinilan
dan keunikan dari suatu barang atau jasa merupakan hasil inovasi dan
kreativitas yang diterapkan, mereka harus bertindak dengan cara yang baru atau
berpikir sesuatu yang lama dengan cara-cara yang baru. Intinya bahwa
kewirausahaan harus mampu menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
f.
Berorientasi
pada Masa Depan
Memiliki
pandangan yang jauh ke depan, maka wirausahawan akan terus berupaya untuk
berkarya dengan menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dengan yang sudah ada
saat ini. Pandangan ini menjadikan wirausahawan tidak cepat merasa puas dengan
hasil yang diperoleh saat ini sehingga terus mencari peluang.
Berdasarkan ciri-ciri wirausahawan di atas, dapat
diidentifikasi sikap seorang wirausahawan yang dapat dilihat dari kegiatannya
sehari-hari sebagai berikut:
a.
Disiplin
Seorang wirausahawan harus memiliki kedisiplinan
yang tinggi. Artinya dari kata disiplin tersebut adalah ketepatan komitmen
wirausahawan terhadap tugas dan pekerjaannya. Ketepatan yang dimaksud bersifat
menyeluruh, yaitu ketepatan terhadap waktu, kualitas pekerjaan, sistem kerja,
dan sebagainya. Ketepatan terhadap waktu dapat dibina dalam diri seseorang
dengan berusaha menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang direncanakan. Wirausahawan
harus taat asas. Hal tersebut dapat tercapai jika wirausahawan memiliki
kedisiplinan yang tinggi terhadap sistem kerja yang telah ditetapkan. Ketaatan
wirausaha akan kesepakatan-kesepakatan yang dibuatnya adalah contoh dari kedisiplinan
kualitas pekerjaan dan sistem kerja.
b.
Komitmen Tinggi
Komitmen
adalah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh seseorang baik
terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam melaksanakan kegiatannya,
seorang wirausaha harus memiliki komitmen yang jelas, terarah, dan bersifat
progresif (berorientasi pada kemajuan). Komitmen terhadap dirinya sendiri dapat
dibuat dengan mengidentifikasi cita-cita, harapan, dan target-target yang direncanakan
dalam hidupnya. Sedangkan contoh komitmen wirausahawan terhadap orang lain
terutama konsumennya adalah pelayanan prima yang berorientasi pada kepuasan
konsumen, kualitas produk yang sesuai dengan harga produk yang ditawarkan,
pemecahan masalah (problem solving)
bagi masalah konsumen akan memiliki nama baik dimata konsumen yang akhirnya kepada
konsumen akan mendapat kepercayaan dari konsumen, yang diindikasikan dengan
dampak pembelian yang terus meningkat sehingga tercapai target perusahaan yaitu
memperoleh laba yang diharapkan.
c.
Jujur
Kejujuran
mengenai karakteristik produk (barang dan jasa) yang ditawarkan, kejujuran
mengenai promosi yang dilakukan, kejujuran mengenai pelayanan purnajual yang
dijanjikan, dan kejujuran mengenai segala kegiatan yang terkait dengan
penjualan produk yang dilakukan oleh wirausahawan.
d.
Kreatif dan
Inovatif
Daya
kreativitas sebaiknya dilandasi oleh cara berpikir yang maju dan penuh dengan
gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan produk-produk yang telah ada selama
ini di pasar. Gagasan-gagasan yang kreatif umumnya tidak dapat dibatasi oleh
ruang, bentuk, ataupun waktu. Justru sering kali ide-ide brilian yang
memberikan terobosan-terobosan baru dalam dunia usaha awalnya dilandasi oleh
gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya mustahil.
e.
Mandiri
Seseorang
dikatakan “mandiri” apabila orang tersebut dapat melakukan keinginan dengan
baik tanpa adanya ketergantungan pada pihak lain dalam mengambil keputusan atau
bertindak, termasuk mencukupi kebutuhan hidupnya, tanpa adanya ketergantungan
dengn pihak lain.
f.
Realistis
Seseorang
dikatakan realistis bila orang tersebut mampu menggunakan fakta-fakta atau
realita sebagai landasan berpikir yang rasional dalam setiap pengambilan
keputusan maupun tindakan atau perbuatannya. Banyak calon wirausahawan yang
berpotensi tinggi, namun pada akhirnya mengalami kegagalan hanya karena tidak
bersikap realistis, tidak objektif, dan tidak rasioal dalam pengambilan
keputusan bisnisnya. Oleh karena itu, dibutuhkan kecerdasan dalam melakukan
seleksi terhadap masukan-masukan atau sumbang saran yang ada kaitannya dengan
tingkat keberhasilan usaha yang sedang dirintis.
D.
Membangun Kewiraushaan di Indonesia
Hasil
survey Litbang Media Group, yang ditulis dalam editorial Media Indonesia
tanggal 30 April 2007 berjudul “minimnya Minat menjadi Pengusaha”, menunjukkan
bahwa motivasi masyarakat Indonesia untuk menjadi seorang pengusaha ternyata
amat rendah. Dari total pekerja 25 juta orang, jumlah yang menjadi pengusaha
kurang dari seperlimanya.
Apalagi ketika diajukan pertanyaan dalam survey yang
sama “Mayoritas orang Indonesia ingin menjadi apa?,” jawabannya lebih dari 70%
ingin menjadi pegawai negeri sipil (PNS). Sedangkan yang menjawab ingin menjadi
pengusaha hanya 20% saja. Di negara manapun, kewirausahaan atas dunia usaha
memberi konstribusi yang sangat besar terhadap pertumbuhan ekonomi suatu
negara.
Tingginya minat menjadi pegawai negeri sangat
berdampak serius terhadap perkembangan bangsa ini. Tidak hanya disebabkan
jumlah yang dapat diterima sangat terbatas, tetapi yang lebih penting beban
negara dalam membiayai PNS menjadi sangat berat. Inilah cerminan dari kultur
mayoritas masyarakat Indonesia yang tidak mempunyai semangat untuk membangun
perekonomian bangsa dengan terjun di usaha yang memang penuh tantangan dan
mengandung risiko yang tinggi.
Disamping rendahnya motivasi menjadi wirausahawan,
salah satu faktor yang mempersulit tumbuhnya kewirausahaan di Indonesia adalah
masalah birokrasi pemerintahan. Masalah birokrasi dimulai dari perizinan sampai
kebijakan dunia perbankan. Semangat kewirausahaan harus dibangun berdasarkan
asas pokok sebagai berikut:
a.
Kemauan kuat
untuk berkarya (terutama dalam bidang ekonomi) dan semangat mandiri
b.
Mampu membuat
keputusan yang tepat dan berani mengambil risiko
c.
Kreatif dan
inovatif
d.
Tekun, teliti,
dan produktif
e.
Berkarya dengan
semangat kebersamaan dan etika bisnis yang sehat
Kelima
asas pokok kewirausahaan tersebut di atas, berkaitan dan saling menunjang satu
sama lain dan harus ada pada setiap diri wirausahawan dengan kondisi yang
berbeda-beda.
Fenomena
di Indonesia yang menarik adalah mayoritas wirausahawan yang berhasil ternyata
berasal dari atau keturunan etnis Cina.
Keberhasilan
wirausahawan Cina ini tidak diimbangi dengan keberhasilan wirausahawan pribumi
sehingga menimbulkan banyak kecemburuan social dari masyarakat pribumi di
Indonesia. Faktor-faktor pendorong keberhasilan wirausahawan Cina dan pribumi
pada dasarnya sama, yaitu aksesibilitas pasar dan keuangan, kondisi ekonomi,
latar belakang pendidikan, jaringan pendukung, penerimaan masyarakat, fokus dan
pengalaman usaha. Hal yang menjadi perbedaan mendasar adalah pada karakteristik
dan nilai dari seorang wirausahawan pribumi maupun Cina. Secara umum,
wirausahawan keturunan Cina memiliki empat karakteristik dan nilai yang lebih
baik daripada wirausahawan pribumi, yaitu sifat pantang menyerah, berani
mengambil risiko, kecepatan dan fleksibel, serta kemampuan keluarga sebagai
penggembleng anak-anaknya menjadi wirausahawan.
Karakteristik
dan nilai lebih dari wirausahawan Cina ini perlu ditularkan kepada mayoritas
wirausahawan Indonesia yang masih terjebak dalam status unit-unit usaha kecil
(UKM), mayoritas kegiatan bisnis UKM merupakan industry berbasis sumber daya (resource-based industry) yang masih
mengandalkan sector pertanian.
Membangun
kewirausahaan di Indonesia harus dilakukan melalui tiga hal secara simultan
yaitu :
a.
Mayarakat
mengubah paradigma bahwa menjadi pekerja atau PNS lebih terpandang daripada
menjadi wirausahawan sukses,
b.
Lembaga
pendidikan mempersiapkan bekal ilmu dan keterampilan dalam berwirausaha, dan
c.
Pemerintah
memberikan dukungan yang kondusif berupa iklim usaha yang baik menyangkut
perizinan, permodalan, dan infrastruktur.
Kerangka
pengembangan kewirausahaan di Indonesia dapat dilakukan dengan beberapa
strategi sebagai berikut:
a.
Memperbaiki
pendidikan kewirausahaan, yaitu sistem pendidikan kewirausahaan yang menyebar
dari sekolah dasar sampai ke perguruan tinggi (universitas) dalam melakukan
kerja sama dengan dunia industri melalui kegiatan magang kewirausahaan.
b.
Menyediakan
infrastruktur (prasarana) yang tidak terbatas hanya pada transportasi dan
komunikasi, melainkan juga infrasruktur pendidikan, baik formal maupun
nonformal.
c.
Menyediakan informasi
seluas-luasnya bagi wirausahawan yang berada pada tahapan start-up melalui layanan internet.
d.
Membuka akses
selebar-lebarnya dalam pendanaan terutama bagi UKM.
e.
Membuat program
komunikasi dan inisiatif bagi kewirausahaan. Program-program untuk memberi
penyuluhan kewirausahaan melalui media massa diikuti oleh program insentif
sebagai penghargaan.
f.
Menetapkan
bidang-bidang yang mudah dimasuki oleh wirausahawan baru (khususnya di bidang
perdagangan dan kerajinan) serta mendorong wirausahawan yang sukses di bidang
industri manufaktur.
Semua
strategi di atas perlu diterapkan secara terpadu, sistematis, dan
berkelanjutan. Sehingga di masa mendatang diharapkan sebagian besar penduduk
Indonesia menjadi wirausahawan yang sukses. Penerapan strategi tersebut juga
didasarkan pada tiga unsur yang saling berinteraksi, yaitu kemauan, kemampuan
dan kesempatan dalam berwirausaha. Prasyarat untuk sukses menjadi wirausahawan
adalah munculnya kemauan seseorang untuk berwirausaha atau memiliki semangat
kewirausahaan atas kemauannya sendiri.
Pada
akhirnya keberhasilan bangsa Indonesia dalam menciptakan sumber pertumbuhan
ekonomi yang berkelanjutan bergantung pada keberhasilan memberi kesadaran
kepada lebih banyak orang agar tergerak hatinya untuk memilih kewirausahaan
sebagai satu pilihan yang tepat dalam melakukan aktivitas kehidupannya.
KEADAAN TENTANG
KONSEPSI DASAR KEWIRAUSAHAAN
Sukses Bisnis Sejak Kuliah Diberbagai Bidang
Tidak
ada jaminan, seorang sarjana akan mudah mendapatkan pekerjaan. Semakin banyak
perusahaan yang semakin selektif dalam menerima karyawan. Tingkat persaingan
pun semakin tinggi. Ujung-ujungnya, mereka yang tidak mendapat pekerjaan justru
menambah jumlah angka pengangguran. Memulai berwirausaha sejak mahasiswa adalah
sebuah pilihan.
Merintis
menjadi seorang wirausahawan sejak mahasiswa, kenapa tidak? Apalagi jika ingin
meraih kesuksesan di bidang financial lebih cepat. Permodalan yang “Seret”,
bukanlah hambatan. Seperti yang diakui oleh Rynni Pong Tondok-alumni FISIP
Universitas Parahiyangan Jurusan Administrasi Niaga Angkatan 2000-pemilik Butik
“Kuyagaya,” mengatakan : “Modal awal pakai duit sendiri, Cuma Rp. 300 ribu.
Ia
memulai usaha sejak masih kuliah, tepatnya pada tahun 2000. Hobi yang senang
berbelanja mulai dari belanja baju, sepatu, sampai aksesori, membawanya pada
keinginan untuk berbisnis. “Awalnya Cuma ingin punya baju gratis saja. Jual
baju ke teman-teman ada untungnya. Lumayan, jadi dapat barang gratisan,”.
Bersama rekannya, Tisca, ia mulai berjualan baju secara eceran di kampus.
Menawarkan pada teman-temannya di kelas dan tanpa rasa malu menggelar
dagangannya di parkiran. Naik bajaj dan pulang pergi naik kereta
Jakarta-Bandung sambil membawa barang di kantong keresek ukuran paling besar
sebanyak empat kantong, pernah dilakukannya.
Rynni
sama sekali tidak mendapat bantuan modal dari orang tuanya. “Kalau dapat modal
nanti keenakan, jadi tidak mau usaha. Kata ibunya, harus tahu pedihnya seperti
apa,” jelas Rynni. Meski harus memutar otak sendiri dalam urusan permodalan,
Rynni pantang menyerah. Berawal dari sekedar ingin mendapat barang secara cuma-cuma,
Rynni mulai mengelola usahanya lebih serius.
Mereknya
lambat laun mulai dikenal banyak orang, terutama sandal produksinya “Pengalaman
paling berkesan waktu ikut Bazaar Gratis di Jakarta. Kita bawa 300 pasang
sandal, sampai-sampai kerepotan mengaturnya di kereta. Tapi tidak menyangka,
kita pulang tinggal bawa 13 pasang. Hari itu dapat Rp. 38 juta,”. Bermula dari
jual eceran, kini Rynni telah memiliki toko sendiri. Barang-barangnya pun sudah
banyak dikirim ke luar Pulau Jawa. Meski merahasiakan omzet yang diraihnya,
Rynni mengungkapkan bahwa dirinya sudah bisa memenuhi kebutuhan hidupnya
sendiri. Lebih dari itu, perputaran uang yang diperolehnya sanggup membuat
Rynni membuka satu usaha lagi, yaitu mendirikan sebuah cafe. “Modal Rynni
adalah kerja keras.
Kisah
Rynni yang membuka usaha dengan modal pas-pasan juga dialami oleh Dermawan Hadi,
seorang mahasiswa Teknik Sipil Institut Teknologi Nasional Bandung angkatan
1999, pemilik Distribution Outlet (distro) “Jealousy.” “Modal awal Rp. 500
ribu, patungan sama teman saya. Waktu itu jadinya 1 lusin baju, lalu kita jual
ke teman-teman di Kampus,” ungkap Dermawan yang biasa dipanggil Ndo di kampus.
Semenjak
merintis tahun 2002 dengan menawar-nawarkan produk pada teman-teman dan menitip
ke distro-distro lain, kini Ndo telah memiliki toko sendiri. Produknya pun
telah sampai ke luar Pulau Jawa, seperti Makassar, Padang, Medan, dan
Pontianak. Omzetnya telah menembus puluhan juta rupiah per bulan.”Ini untuk
biaya kuliah juga, karena pada awalnya ingin membantu orang tua. Malu kalau
minta uang terus.
Berwirausaha
sebenarnya sama saja dengan menolong diri sendiri karena menyediakan lapangan
kerja bagi diri sendiri alias tidak bergantung pada orang lain. Bahkan jika
usaha semakin maju, seorang wirausahawan bisa membuka lapangan kerja bagi orang
lain. Untuk urusan ini, Ndo tidak sendiri dalam mengelola Jealously yang
beralamat di Jalan Pelajar Pejuang 45, Bandung. Ia bekerja sama dengan tujuh
orang temannya.
Selain
itu, lingkungan kampus yang kerap dikenal memiliki sumber daya manusia (SDM)
dengan intelektual tinggi serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
membuat mahasiswa selayaknya mengembangkan kewirausahaan berbasis kompetensi di
bidang keilmuan yang ditekuninya. Hal ini penting untuk melahirkan berbagai
inovasi. Hal tersebut juga diakui Ndo, yang menyukai bidang desain, sebagai
awal ketertarikannya terjun dalam bisnis distro. “Ini sebagai bentuk
pemanfaatan ilmu juga.
Jeli
melihat pasar juga merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh para
wirausahawan. Saat booming pemakaian
telepon seluler, membuat Andrianto, alumnus STT Tekstil Jurusan Teknik Industri
angkatan 1999, memutuskan untuk membuka counter
penjualan HP, pada tahun 2000. Setelah 5 tahun berjalan, Andrianto kemudian
memilih untuk hanya menjual voucher
pulsa. “Alhamdulillah sekarang sudah ada 3 counter.
Pendapat
yang mengatakan bisnis dan hobi sering kali beriringan, memang ada benarnya.
Selain menjual voucher pulsa. Andri
juga menjalankan bisnis yang bermula dari hobinya di bidang fotografi. “Yang
penting itu senang dulu, maka tidak akan terasa berat dalam menjalankannya,”
kata Andri yang juga pemilik CV Aurapro yang melayani jasa pemotretan dan
dokumentasi video.
Sama
halnya dengan Andri yang bergerak di bidang dokumentasi visual, M. Iqbal El Hidyat, mahasiswa FIKOM
Universitas Padjajaran ini juga bergerak di bidang yang sama dengan mendirikan
Rumah Produksi “Kavlink 21”. Berdiri sejak tahun 2001, Kavlink 21 awalnya
bergerak dibidang film. Seiring perkembangan, Kavlink 21 pun melebarkan
sayapnya ke bidang dokumentasi video, fotografi, dan company profile. Awalnya ia melihat potensi dari bangkitnya film
indie.
Meski
sempat terseok-seok karena masalah dana bahkan sempat terhenti pada tahun 2003
mulai tahun 2005 Kavlink 21 bangkit kembali. Order pun mulai berdatangan.
Bahkan, beberapa kali diundang menjadi pembicara dalam diskuis bidang film dan
multimedia. “Dibidang film sendiri, kita sudah memiliki empat karya,” Ungkap
Iqbal.
Salah
satu film tersebut yang berjudul “Tunas-Tunas Dakwah” bahkan sudah diputar
sampai ke Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. “Film ini memang rencananya mau
dikomersilkan, meski harus diedit ulang dahulu. Caranya, dengan dijual dalam
bentuk VCD dan road show ke kampus-kampus,” jelas Iqbal.
Selain
road show, Iqbal juga berencana untuk
membentuk komunitas-komunitas diskusi di kampus-kampus. Hal ini dilakukan
bukannya tanpa tujuan. “Mahasiswa kan segmen utama kita. Jadi harus didekati,”
kata Iqbal lagi.
Iqbal
mengakui, belum merasakan keuntungan material yang berarti dari bidang yang
dijalaninya ini. Meski demikian, Iqbal dan teman-temannya tetap berkomitmen
untuk membesarkan Kavlink 21. “Kita membangun dari nol, jadi tinggal usaha
untuk membesarkan saja. Meski laba masih sedikit, namun niatnya memang ingin meraih
keuntungan lewat film, papar Iqbal.
Hal
ini dibenarkan oleh Imam Hidayah, pengelola toko buku dan perpustakaan Taman
Bunga, Jatinangor, yang baru berdiri pada bulan Mei 2005, juga tidak
mempedulikan keuntungan materi yang sedikit. “Untung dari jual buku kan kecil.
Meski
demikian, Imam dan tujuh orang temannya yang sama-sama mendirikan Taman Bunga tidak
terlalu mempedulikan hal tersebut. “Saya memang suka buku. Selain itu, disini
saya juga bisa bertemu dan berdiskusi dengan banyak orang. Ada kesenangan
tersendiri di situ,” Kata Imam.
Namun
Imam tetap mempunyai perencanaan ke depan untuk mengembangkan usahanya. Imam
berencana untuk membuka penerbitan, sebagai unit usaha lain, karena melihat
masih banyaknya buku-buku teks berbahasa asing yang belum diterjemahkan.
“Inginnya sih bisa membiayai kuliah dari usaha ini. Cuma kita saat ini memang
masih merintis. Setidaknya, bisa makanlah dari sini,” kata Imam.
Cerit-cerita
di atas merupakan potret mereka yang sudah terjun berwirausaha sejak di bangku
kuliah. Berani dan optimis merupakan kuncinya. “Dulu mungkin anak-anak di
Indonesia diarahkan untuk menjadi pekerja. Namun sekarang yang saya lihat,
kecenderungan anak-anak muda di Indonesia untuk mulai berani berwirausaha sudah
mulai muncul.
ANALISIS KONSEPSI DASAR
KEWIRAUSAHAAN
SUKSES BISNIS SEJAK KULIAH
Pengusaha
atau wirausahawan (entrepreneur)
adalah seseorang yang menciptakan sebuah usaha atau bisnis yang dihadapkan
dengan risiko dan ketidakpastian untuk memperoleh keuntungan dan mengembangkan
bisnis dengan cara mengenali kesempatan dan memanfaatkan sumber daya yang
diperlukan.
Seperti
halnya M. Iqbal El Hidayat, mahasiswa FIKOM Universitas Padjajaran ini juga
bergerak di bidang yang sama dengan mendirikan Rumah Produksi “Kavlink 21”.
Berdiri sejak tahun 2001, Kavlink 21 awalnya bergerak dibidang film. Seiring
perkembangan, Kavlink 21 pun melebarkan sayapnya ke bidang dokumentasi video,
fotografi, dan company profile.
Awalnya ia melihat potensi dari bangkitnya film indie.
Meski
sempat terseok-seok karena masalah dana bahkan sempat terhenti pada tahun 2003
mulai tahun 2005 Kavlink 21 bangkit kembali. Order pun mulai berdatangan.
Bahkan, beberapa kali diundang menjadi pembicara dalam diskusi bidang film dan
multimedia. “Dibidang film sendiri, sudah memiliki empat karya.
Wirausahawan
adalah seseorang yang menemukan gagasan baru dan selalu berusaha menggunakan
sumber daya yang dimiliki secara optimal untuk mencapai tingkat keuntungan yang
tertinggi.
Jeli
melihat pasar juga merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh para
wirausahawan. Saat booming pemakaian
telepon seluler, membuat Andrianto, alumnus STT Tekstil Jurusan Teknik Industri
angkatan 1999, memutuskan untuk membuka counter
penjualan HP, pada tahun 2000. Setelah 5 tahun berjalan, Andrianto kemudian
memilih untuk hanya menjual voucher
pulsa. Bersyukur saat ini sudah ada 3 counter.
Salah
satu ciri dan sikap wirausaha adalah percaya diri, yaitu Seorang pengusaha
harus memiliki kepercayaan diri yang baik. Segala sesuatu yang telah diyakini
dan dianggap benar harus dilakukan sepanjang tidak melanggar hukum dan norma
yang berlaku. Percaya diri merupakan sikap dan keyakinan untuk memulai,
melakukan, dan menyelesaikan tugas atau pekerjaan yang dihadapi.
Hal
tersebut ditujukkan oleh Rynna ketika memulai usahanya yang tanpa rasa malu
menawarkan dagangannya kepada teman-temannya kampusnya, bahkan menggelar barang
dagangannya di parkiran naik bajaj dan pulang pergi naik kereta Jakarta-Bandung
sambil membawa barang di kantong kresek ukuran paling besar sebanyak empat
kantong.
Peluang
sebagai keuntungan yang memberikan dorongan kuat seseorang untuk berwirausaha
adalah sebagai berikut:
Memperoleh
manfaat dan laba yang maksimal, menjadi wirausahawan akan memiliki kebebasan
untuk menentukan sendiri keuntungan atas investasinya. Meskipun uang bukan
segalanya, laba dari usahanya merupakan faktor penting untuk memotivasi diri
dalam mengembangkan usaha baru. Dengan membuka usaha, ada manfaat yang
membanggakan diri seperti dapat membuka lapangan kerja bagi orang lain,
membantu yang tidak mampu, dan memperoleh laba yang cukup banyak sehingga dapat
menikmati kehidupan yang lebih baik. Seperti yang dilakukan oleh Ndo yang
membuka distro yang kini produknya telah dikirim ke berbagai daerah di tanah
air.
Berwirausaha
sebenarnya sama saja dengan menolong diri sendiri karena menyediakan lapangan
kerja bagi diri sendiri alias tidak bergantung pada orang lain. Bahkan jika
usaha semakin maju, seorang wirausahawan bisa membuka lapangan kerja bagi orang
lain. Untuk urusan ini, Ndo bekerja sama dengan 7 orang temannya.
Senada
dengan Imam Hidayat dan tujuh orang temannya, pengelola perpustakaan Taman
Bunga, Jatinangor, walaupun keuntungan yang diperoleh masih sedikit tetapi
mereka tidak mempedulikan hal tersebut, “Saya memang suka buku. Tetapi ada
manfaat lain yang diperolehnya yaitu ada kesenangan tersendiri ketika mereka
bisa bertemu dan berdiskusi dengan banyak orang.
Sikap
seorang wirausahawan yang dapat dilihat dari kegiatannya sehari-hari, misalnya Kreatif
dan Inovatif, untuk memenangkan persaingan, maka seorang wirausahawan harus
memiliki daya kreativitas yang tinggi. Daya kreativitas tersebut sebaiknya
dilandasi oleh cara berpikir yang maju dan penuh dengan gagasan-gagasan baru
yang berbeda dengan produk-produk yang telah ada selama ini di pasar.
Gagasan-gagasan yang kreatif umumnya tidak dapat dibatasi oleh ruang, bentuk,
ataupun waktu. Justru sering kali ide-ide brilian yang memberikan
terobosan-terobosan baru dalam dunia usaha awalnya dilandasi oleh
gagasan-gagasan kratif yang kelihatannya mustahil.
Selain
itu, lingkungan kampus yang kerap dikenal memiliki sumber daya manusia (SDM)
dengan intelektual tinggi serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
membuat mahasiswa selayaknya mengembangkan kewirausahaan berbasis kompetensi di
bidang keilmuan yang ditekuninya. Hal ini penting untuk melahirkan berbagai
inovasi. Hal tersebut juga diakui Ndo, yang menyukai bidang desain, sebagai
awal ketertarikannya terjun dalam bisnis distro. “Ini sebagai bentuk
pemanfaatan ilmu juga.
Komitmen
Tinggi, Komitmen adalah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh
seseorang baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain.
Mandiri,
Seseorang dikatakan “mandiri” apabila orang tersebut dapat melakukan keinginan
dengan baik tanpa adanya ketergantungan pada pihak lain dalam mengambil
keputusan atau bertindak, termasuk mencukupi kebutuhan hidupnya, tanpa adanya
ketergantungan dengan pihak lain.
Seperti
halnya profil-profil para wirausahawan muda yang ditampilkan di atas,
menunjukkan komitmen dan kemandirian mereka yang tidak mau tergantung pada
orang tua. Mereka bukan hanya berkomitmen untuk tidak tergantung pada orang tua
mereka tapi mereka memiliki komitmen untuk memiliki manfaat untuk orang lain
diantaranya membuka lapangan pekerjaan untuk mereka sendiri dan teman-teman
mereka.
BAB V
P E N U T U P
A.
Kesimpulan
a.
Pengusaha atau
wirausahawan (entrepreneur) adalah
seseorang yang menciptakan sebuah usaha atau bisnis yang dihadapkan dengan
risiko dan ketidakpastian untuk memperoleh keuntungan dan mengembangkan bisnis
dengan cara mengenali kesempatan dan memanfaatkan sumber daya yang diperlukan.
b.
Beberapa peluang
sebagai keuntungan yang memberikan dorongan kuat seseorang untuk berwirausaha
adalah sebagai berikut:
-
Mempunyai
kebebasan mencapai tujuan yang dikehendaki
-
Mempunyai
kesempatan untuk menunjukkan kemampuan dan potensi diri secara penuh.
-
Memperoleh
manfaat dan laba yang maksimal
-
Terbuka
kesempatan untuk melakukan perubahan
-
Terbuka peluang
untuk membantu masyarakat dalam menciptakan kesempatan kerja.
-
Terbuka peluang
untuk berperan dalam masyarakat dan mendapatkan pengakuan atas usaha mereka.
c.
Ciri dan Sikap
Wirausaha
-
Percaya Diri
-
Berorientasi pada Tugas dan Hasil
-
Berani Mengambil
Risiko
-
Kepeimimpinan
-
Keorisinilan
-
Berorientasi
pada Masa Depan
d.
Sikap seorang
wirausahawan yang dapat dilihat dari kegiatannya sehari-hari sebagai berikut:
-
Disiplin
-
Komitmen Tinggi
-
Jujur
-
Kreatif dan
Inovatif
-
Mandiri
-
Realistis
e.
Semangat kewirausahaan
harus dibangun berdasarkan asas pokok sebagai berikut:
-
Kemauan kuat
untuk berkarya (terutama dalam bidang ekonomi) dan semangat mandiri
-
Mampu membuat
keputusan yang tepat dan berani mengambil risiko
-
Kreatif dan
inovatif
-
Tekun, teliti,
dan produktif
-
Berkarya dengan
semangat kebersamaan dan etika bisnis yang sehat
B.
Saran
a. Pendidikan
kewirausahaan harus mulai diterapkan pada pendidikan dasar sampai tingkat
perguruan tinggi, hal ini dimaksudkan untuk mengubah paradigma tunas-tunas muda
bahwa menjadi pengusaha mampu memberikan manfaat lebih dibandingkan menjadi
pekerja, agar sekiranya tumbuh bibit-bibit wirausahawan-wirausahan baru.
b.
Pemerintah harus
membuka akses seluas-luasnya bagi para wirausahawan-wirausahawan agar terdorong
bangkitnya wirausahaan dari berbagai sektor
DAFTAR PUSTAKA
Nugroho Arissetyanto, Faturohman Maman, S.K.
Purwanto, Suharyadi. 2007. Kewirausahaan.
Jakarta : Salemba Empat.
adnantandzil.blogspot.com
Comments
Post a Comment