Pengertian Kas
Setiap
perusahaan atau badan usaha pada umumnya didirikan untuk mencapai tujuan yang
telah di tetapkan. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapatkan laba yang
maksimum, untuk mempertinggi tingkat pertumbuhan perusahaan. Untuk mencapai
laba yang maksimum perusahaan perlu mengetahui perkembangan usahanya dari waktu
ke waktu. Kas di perlukan baik untuk membiayai biaya operasi perusahaan
sehari-hari maupun untuk mengadakan investasi baru dalam aktiva tetap.
Kas
memegang peranan penting dan menjadi salah satu pusat perhatian dan pengawasan
dalam menunjang kegiatan perusahaan sehari-hari. Suatu hal yang tidak mungkin
bila suatu perusahaan dapat berkembang tanpa di sertai pengaturan atau
manajemen serta pengawasan atas sumber-sumber penerimaan kas dan pengeluaran kas.
Setiap perusahaan akan berusaha untuk menyediakan uang kas dalam jumlah yang
ideal. Artinya tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit, yang dapat
menurunkan efesiensi akibat tertanamnya uang dalam kas yang sebenarnya tidak
produktif, atau terlampau sedikit karena akan mengganggu likuiditas perusahaan.
Apabila kas yang dimiliki perusahaan terlalu sedikit maka kegiatan perusahaan
tidak dapat dilakukan dengan baik dan efisien karena kas tidak cukup untuk
membiayai kegiatan-kegiatan perusahaan. Oleh karena itu, manajer keuangan harus
menentukan jumlah kas yang seimbang.
Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Keuangan Negara Dengan demikian kas
dalam pengertian undang-undang semua uang negara yang bersumber dari seluruh
penerimaan negara dan digunakan untuk membayar seluruh pengeluaran negara.
Menurut Standar Akuntansi Pemerintah, Kas adalah uang tunai dan saldo simpanan di bank
yang setiap saat dapat digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintahan. Kas
Daerah adalah tempat penyimpanan uang daerah yang ditentukan oleh Bendaharawan
Umum Daerah untuk menampung seluruh penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Kas
Negara adalah tempat penyimpanan uang negara yang ditentukan oleh Menteri
Keuangan selaku Bendaharawan Umum Negara untuk menampung seluruh penerimaan dan
pengeluaran pemerintah pusat.
Kas didefinisikan sebagai alat pembayaran yang
siap dan bebas dipergunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan. Kas dan
setara kas menurut PSAK No.2 (IAI:2009 :22) ”Kas terdiri dari saldo kas (cash
on hand) dan rekening giro. Setara kas (cash equivalent) adalah
investasi yang sifatnya sangat liquid, berjangka pendek dan dengan cepat dapat
dijadikan sebagai kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapai risiko perubahan
nilai yang signifikan”.
Setara kas
dimiliki untuk memenuhi komitmen kas jangka pendek, bukan untuk investasi atau tujuan
lain. Untuk memenuhi persyaratan setara kas, investasi harus segera dapat
diubah menjadi kas dalam jumlah yang telah diketahui tanpa menghadapi risiko
perubahan nilai yang signifikan. Karenanya, suatu investasi baru dapat memenuhi
syarat sebagai setara kas hanya jika segera akan jatuh tempo dalam waktu tiga
bulan atau kurang dari tanggal perolehannya.
Dari definisi kas
dan setara di atas dapat disimpulkan bahwa:
a.
Kas dan setara kas bukan hanya yang ada di perusahaan, tetapi juga
saldo rekening giro di bank yang penggunaannya tidak dibatasi dan surat-surat
berharga yang dapat ditarik dengan segera menjadi kas sehingga risikonya kecil
akibat pengaruh terjadinya perubahan nilai dari perubahan tingkat suku bunga.
b.
Umumnya kas dan setara digunakan untuk membiayai kegiatan umum
perusahaan, sehingga kas dan setara kas secara langsung atau tidak langsung
hampir mempengaruhi semua transaksi bisnis perusahaan.
c.
Perkiraan kas dan setara kas di Neraca disajikan pada urutan pertama
golongan aktiva lancar karena merupakan aktiva yang paling likuid.
a. Motif Bertransaksi (Transactions
Motive)
Motif ini
melihat kas secara sempit yaitu sebagai media untuk pertukaran dalam rangka
membiaya transaksi normal yang terjadi seperti pembayaran kepada pemasok dan
pembayaran gaji. Besarnya tingkat saldo transaksi tergantung pada besar
kecilnya organisasi dan periode waktu kas masuk dan kas keluar. Organisasi yang
besar pada umumnya cenderung melakukan banyak transaksi. Jika arus kas masuk
dan keluar dapat disinkronisasi maka saldo kas dapat diminimalisasi.
b.
Motif Berjaga-Jaga (Precautionary Motive)
Motif ini fokus pada kemampuan kas untuk menunjang daya beli pada saat
timbul kejadian yang tidak diharapkan atau peluang yang tidak diperkirakan
sebelumnya. Saldo untuk pencegahan berfungsi sebagai cadangan pada saat
ketidakpastian meningkat sebagai akibat perubahan industri, ekonomi, dan dunia.
Saldo untuk keperluan darurat ini umumnya disediakan dengan menggunakan
portofolio dari pasar uang dan pasar modal. Kriteria kunci dari penggunaan
metode ini adalah tingkat keamanan yang tinggi, likuiditas, dan kemudahan untuk
mencairkan surat berharga menjadi kas.
c.
Motif Spekulasi (Speculative Motive)
Motif ini
timbul seiring dengan keinginan manajemen untuk memiliki sejumlah kas yang
dapat digunakan untuk mengambil keuntungan dari kesempatan yang timbul secara tidak
terduga. Manajemen harus mempunyai prediksi bahwa saldo kas tersebut dapat menghasilkan
keuntungan yang lebih tinggi dari operasi normal organisasi. Pada umumnya, organisasi-organisasi
tidak menyimpan kas untuk tujuan spekulasi.
d. Kebutuhan Saldo Kompensasi (Compensating
Balance)
Perusahaan
membayar jasa pelayanan bank sebagian dengan cara membayar langsung, dan
terkadang sebagian lagi dengan mempertahankan sejumlah dana minimum di bank
yang disebut salso kompensasi.. Saldo kompensasi ini berupa saldo minimum yang
diputuskan untuk tetap berada di bank dalam rekening gironya; dan untuk itu
perusahaan tidak perlu membayar jasa pelayanan tertentu kepada bank. Dengan
adanya saldo ini, bank dapat meminjamkan dana-dana tersebut pada pihak lain
dengan jangka waktu yang lebih lama. Bank akan memperoleh penghasilan bunga
yang merupakan biaya jasa tidak langsung yang harus dibayar oleh perusahaan
pertama tadi.
Perusahaan
menahan sejumlah kas dan surat berharga terutama karena motif transaksi.
Tambahan motif berjaga-jaga dan untuk memenuhi kebutuhan masa depan pada
hakekatnya merupakan dana pengaman. Dengan demikian, keputusan untuk
mempertahankan sejumlah kas dan surat berharga memerlukan analisis yang rinci
agar ditemukan saldo yang optimum.
Saldo
minimum yang kurang besar bisa mengurangi kemampuan perusahaan untuk membayar
kebutuhan-kebutuhan darurat atau untuk menutup peluang bisnis yang
menguntungkan. Beberapa fungsi penting terlibat dalam manajemen yang efektif
atas kas yang masuk dan keluar adalah desain dan manajemen yang efektif atas
kas masuk dan keluar; kas surat berharga seharusnya dipertahankan dalam jumlah
yang mendekati titik optimum; dan kas surat berharga harus ditempatkan dalam
lembaga yang tepat dan dalam bentuk surat berharga yang tepat juga..
C. Teknik Analisis Meramalkan Kas Perusahaan
Teknik
meramalkan kas perusahaan adalah teknik dimana untuk mengetahui maju atau
berkembangnya atau tidak suatu perusahaan dimasa sekarang atau yang akan
datang.
a. Keuangan
Perusahaan
Keuangan
Perusahaan di bagi menjadi 3 :
a.
Devestasi :
Devestasi adalah
pengurangan beberapa jenis aset baik dalam bentuk finansial atau barang,
dapat pula disebut penjualan dari bisnis yang dimiliki oleh perusahaan. Ini adalah
kebalikan dari investasi pada aset
yang baru.
Perusahaan memiliki beberapa motif untuk
divestasi.
Motif Pertama,
sebuah perusahaan akan melakukan divestasi (menjual) bisnis yang bukan
merupakan bagian dari bidang operasional utamanya sehingga perusahaan tersebut
dapat berfokus pada area bisnis terbaik yang dapat dilakukannya. Sebagai
contoh, Eastman Kodak, Ford Motor Company, dan banyak perusahaan lainnya telah
menjual beragam bisnis yang tidak berelasi dengan bisnis utamanya.
Motif kedua untuk
divestasi adalah untuk memperoleh keuntungan. Divestasi menghasilkan keuntungan
yang lebih baik bagi perusahaan karena divestasi merupakan usaha untuk menjual
bisnis agar dapat memperoleh uang. Sebagai contoh, CSX Corporation melakukan
divestasi untuk berfokus pada bisnis utamanya yaitu
pembangunan rel kereta api serta bertujuan untuk memperoleh keuntungan sehingga
dapat membayar hutangnya pada saat ini.
Motif ketiga bagi
divestasi adalah kadang-kadang dipercayai bahwa nilai perusahaan yang telah
melakukan divestasi (menjual bisnis tertentu mereka) lebih tinggi daripada
nilai perusahaan sebelum melakukan divestasi. Dengan kata lain, jumlah nilai
aset likuidasi pribadi perusahaan melebihi nilai pasar bila dibandingkan dengan perusahaan pada
saat sebelum melakukan divestasi. Hal ini memperkuat keinginan perusahaan untuk
menjual apa yang seharusnya bernilai berharga daripada terlikuidasi pada saat
sebelum divestasi.
Motif
keempat adalah unit bisnis tersebut tidak menguntungkan lagi. Semakin jauhnya
unit bisnis yang dijalankan dari core competence perusahaan, maka kemungkinan
gagal dalam operasionalnya semakin besar.
Metode Divestasi :
Beberapa perusahaan
menggunakan teknologi untuk memfasilitasi proses divestasi beberapa divisi. Mereka mempublikasikan informasi tentang divisi
mana saja yang ingin mereka jual pada situs resmi mereka sehingga dapat dilihat
oleh perusahaan lain yang sekiranya tertarik untuk membeli divisi tersebut.
Sebagai contoh, Alcoa telah mendirikan
sebuah online showroom yang menampilkan divisi yang mereka jual.
Dengan melakukan komunikasi secara online, Alcoa telah mengurangi biaya
yang dibutuhkan untuk membiayai divisi yang bergerak pada hotel, usaha
transportasi, dan urusan pertemuan.
b.
Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu
Hak
memesan efek terlebih dahulu (Right Issue)
atau HMETD dalam pasar modal Indonesia adalah hal yang diperoleh para pemegang
saham yang namanya telah terdaftar dalam daftar pemegang saham suatu perseroan
terbatas untuk menerima penawaran terlebih dahulu apabila perusahaan sedang
menjalani proses emisi atau pengeluaran saham-saham dari portopel atau saham
simpanan. Hak tersebut diberikan dalam jangka waktu 14 hari terhitung sejak
tanggal penawaran dilakukan dan jumlah yang berhak diambil seimbang dengan
jumlah saham yang mereka miliki secara proporsional
c.
Kebangkrutan.
Kebangkrutan adalah
ketidakmampuan yang dinyatakan secara legal oleh individu atau organisasi untuk
membayar kreditur mereka.
b. Estimasi penjualan
Ramalan penjualan merupakan dasar perencanaan bagi berbagai aktivitas
di perusahaan. Pada umumnya rencana kerja tersebut dibuat berdasarkan sasaran penjualan/aktivitas
lainnya yang berasal dari ramalan penjualan.
Ramalan yang terlalu optimis dapat menyebabkan perusahaan mengalami
kerugian karena usaha dana yang dikeluarkan tidak sesuai dengan volume
penjualan. Sebaliknya ramalan yang terlalu pesimis mengakibatkan perusahaan
dapat kehilangan kesempatan untuk meningkatkan penjualan.
Peramalan
atau Forecasting ialah suatu seni melihat kebelakang, ke kiri dan ke kanan untuk
menetapkan apa yang ada di muka. Yang dimaksud dengan "melihat ke
Belakang" adalah mempelajari data-data intern perusahaan. Sedangkan
"ke kiri" dan "ke kanan" adalah mempertimbangkan
hasil-hasil dari luar, misalnya riset pasar, pengaruh kebijakan pemerintah pada
strategi perusahaan, ataupun kemungkinan serangan pesaing, perubahan situasi
ekonomi, tehnologi.
c. Estimasi
produksi
Anggaran produksi adalah anggaran penjualan yang
disesuaikan terhadap perubahan persediaan. Untuk menghitung anggaran produksi,
diperlukan beberapa data yang digunakan dalam proses penghitungan. Data yang
diperlukan :
-
Data yang telah dihitung dalam anggaran produksi, anggaran bahan
langsung, anggaran overhead dan anggaran tenaga langsung keakuratan datanya dipengaruhi
data dalam anggaran yang lain.
-
Laba rugi. Rekening-rekening laporan laba rugi adalah suatu laporan
yang sistematis tentang penghasilan, biaya, rugi laba yang diperoleh oleh suatu
perusahaan pada suatu periode tertentu, yaitu meliputi:
d.
Estimasi Kas
Estimasi Kas adalah laporan keuangan yang
menunjukan berapa uang yang di punyai oleh perusahaan itu, karena dengan adanya
kas, perusahaan dapat mengetahui berapa jumlah uang atau kas yang ada, apakah
perusahan tersebut memperoleh keuntungan atau kenaikan kas atau bahkan
memperoleh penurunan kas. Atau secara lebih sederhana dapat disimpulkan
estimasi kas merupakan kas bersih yang keluar dan masuk ke dalam suatu
perusahaan.
D. Laporan Kas
a. PengertianLaporan Kas
Setiap
perusahaan dalam menjalankan operasi usahanya akan mengalami arus masuk kas
(cash inflows) dan arus keluar (cash outflows). Apabila arus kas yang masuk
lebih besar dari arus kas yang keluar maka hal ini akan menunjukkan positive
cash flows, dan sebaliknya apabila arus kas masuk lebih sedikit daripada arus
kas keluar maka arus kas yang tejadi akan negative cash flows.
Definisi
arus kas menurut PSAK No. 2 adalah : “Arus masuk dan keluar kas atau setara
kas”. (1995:2.3). Adapun nama-nama yang dimaksud adalah laporan sumber dan
laporan perubahan posisi keuangan.
Laporan
arus kas yang tercakup dalam laporan tahunan, memberikan informasi mengenai arus kas masuk dan keluar kas dan
setara kas. Lebih lanjut, menganalisa semua perubahan yang mempengaruhi kas dan
setara kas dalam kategori operasi, investasi dan pendanaan dari suatu
perusahaan selama suatu periode dalam format yang merekonsiliasi saldo awal dan
saldo akhir kas dan setara kas.
b. Kegunaan laporan Kas
Tujuan dari laporan arus kas adalah memberikan
informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang berasal
dari aktifitas operasi, investasi dan pendanaan dari suatu entitas selama suatu
periode.
Kegunaannya :
a.
Menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas bersih masa
depan,
b.
Menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya, kemampuan
membayar dividen, dan kebutuhan untuk pendanaan eksternal.
c.
Menilai alasan perbedaan antara laba bersih dibanding penerimaan serta
pengeluaran kas yang berkaitan.
d.
Menilai pengaruh transaksi investasi dan pendanaan baik kas maupun non
kas
c. Penyajian Laporan
Kas
Karakteristik transaksi dan kejadian lain dari
setiap jenis aktifitas-aktifitas dapat dijelaskan sebagai berikut :
-
Aktifitas Operasi
-
Aktifitas Investasi
-
Aktifitas Pendanaan
Perusahaan diwajibkan
untuk melaporkan arus kas dari aktifitas operasi dengan menggunakan salah satu
metode dibawah ini :
a.
Metode
Langsung
Metode
langsung mengungkapkan kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan pengeluaran
kas bruto. Dalam metode ini setiap perkiraan yang berbasis akrual pada laporan
laba rugi diubah menjadi perkiraan pendapatan dan pengeluaran kas sehingga
menggambarkan penerimaan dan pembayaran aktual dari kas. Jadi, metode langsung
memfokuskan pada arus kas daripada laba bersih akrual, oleh karena itu dianggap
lebih informatif dan terperinci.
b.
Metode
Tidak Langsung
Dengan metode ini laba atau rugi bersih
disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan
atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi dari masa lalu
dan masa depan, dan unsur penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas
investasi atau pendanaan. Jadi pada dasarnya metode tidak langsung ini
merupakan rekonsiliasi laba bersih yang diperoleh perusahaan. Metode ini
memberikan suatu rangkaian hubungan antara laporan arus kas dengan laporan laba
rugi dan neraca.
Beberapa
peralatan dasar yang digunakan dalam analisis laporan keuangan dijabarkan lebih
lanjut oleh Harahap (1998:217) sebagai berikut :
a.
Analisis Perbandingan
Dalam analisis perbandingan, informasi yang sama
disajikan untuk dua atau lebih tanggal atau periode yang berbeda sehingga
pos-pos yang serupa dapat diperbandingkan.
b.
Analisis Persentase
Metode ini
merupakan metode analisis yang menyajikan laporan keuangan dalam bentuk
presentasi. Laporan keuangan presentatif berguna dalam analisis struktur
internal laporan keuangan, karena dalam laporan keuangan presentatif menyatakan
proporsional dari setiap pos laporan keuangan dalam suatu periode tertentu
terhadap angka dasar.
c.
Metode
Index time Series
Dalam
metode ini dihitung indeks dan digunakan untuk mengkonversi angka-angka laporan
keuangan. Biasanya ditetapkan tahun dasar yang diberi indeks 100. Beranjak dari
tahun dasar ini maka dibuat indeks tahun-tahun lainnya sehingga dapat dibaca
dengan mudah perkembangan angka-angka laporan keuangan tersebut pada periode
yang lain.
d.
Analisis
Rasio
Analisis rasio keuangan adalah perbandingan antara pos-pos tertentu dalam laporan
keuangan dengan pos lain yang memiliki hubungan yang signifikan. Analisis rasio
keuangan berguna untuk menentukan kesehatan atau kinerja keuangan suatu
perusahaan. Adapun jenis-jenis rasio keuangan yang umum diperkenalkan dalam
kebanyakan literatur dan yang sering digunakan adalah rasio likuiditas,
solvabilitas, aktifitas dan profitabilitas. Rasio-rasio tersebut kemudian
dibandingkan dengan rasio-rasio perusahaan itu sendiri selama beberapa periode untuk
menilai perkembangan perusahaan tersebut. Selain itu dapat dibandingkan dengan
rasio-rasio dari beberapa perusahaan yang sejenis untuk menilai kinerja
perusahaan, apakah perusahaan berada diatas, sama, atau dibawah rata-rata
industri.
e.
Evaluasi
Kinerja Perusahaan
Laporan
arus kas dapat membantu para pemakainya untuk melihat bagaimana saldo kas dan
setara kas dalam neraca perusahaan berubah dari awal hingga akhir periode
akuntansi dan apa artinya perubahan tersebut bagi perusahaan, apakah
menunjukkan prestasi positif atau negatif.
f.
Analisis Rasio Arus Kas
Analisis laporan arus kas menurut Plewa dan
Friedlob (1995:228), terdiri atas rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan
pengeluaran modal serta rasio pengembalian kas.
E. Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Besarnya Persediaan Kas Minimal
Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnyapersediaan kas minimal suatu perusahaan menurut Bambang Riyanto yaitu
a.
Perimbangan antara arus kas masuk dengan arus kas keluar
Adanya
perimbangan yang baik mengenai kuantitas maupun waktu antara arus kas masuk
dengan arus kas keluar dalam suatu perusahaan berarti bahwa pengeluaran kas
baik mengenai jumlah maupun mengenai waktunya akan dapat dipenuhi dari
penerimaan kasnya, sehingga perusahaan tidak perlu mempunyai persediaan minimal
kas yang besar. Adanya perimbangan tersebut antara lain disebabkan karena
adanya kesesuaian syarat pembelian dengan cara penjualan. Ini berarti, bahwa
pembayaran hutang akan dapat dipenuhi dengan kas yang berasal dari pengumpulan
piutang. Pembayaran-pembayaran untuk pembelian bahan mentah, pembayaran upah,
dan lain-lain diharapkan dapat dipenuhi dengan kas yang berasal dari hasil
penjualan produksinya.
b.
Penyimpangan terhadap arus kas yang diperkirakan
Untuk menjaga likuiditas perusahaan perlu membuat
perkiraan mengenai aliran kas dalam perusahaannnya. Apabila arus kas selalu
sesuai dengan estimasinya, maka perusahaan tidak menghadapi kesulitan
likuiditas. Bagi perusahaan ini tidak perlu mempertahankan adanya persediaan
minimal kas yang besar, apabila perusahaan tersebut sering mengalami
penyimpangan dari yang diestimasikan. Penyimpangan yang merugikan dalam arus
kas keluar misal adalah adanya pemogokan, banjir, angin ribut, dan bencana alam
lainnya. Adanya perubahan peraturan pemerintah mengenai pengupahan buruh
sehingga perusahaan harus sering mengadakan pengubahan. Penyimpangan yang
merugikan dalam arus kas masuk misalnya terjadinya kegagalan langganan untuk
memenuhi kewajiban keuangannya. Bagi perusahaan yang sering mengalami
penyimpangan yang merugikan dalam aliran kasnya dirasakan perlu untuk
mempertahankan adanya persediaan kas minimal yang relatif besar dibandingkan
dengan perusahaan lain yang tidak mengalami peristiwa tersebut diatas.
c.
Adanya hubungan dengan Bank-Bank
Apabila pimpinan suatu perusahaan dapat membina
hubungan yang baik dengan bank akan mempermudah baginya untuk mendapatkan
kredit dalam menghadapi kesukaran keuangannya baik yang disebabkan karena
adanya peristiwa yang tidak diduga maupun yang yang dapat diduga sebelumnya.
Bagi perusahaan ini tidak perlu mempunyai persediaan kas minimal yang besar.
P E N U T U P
Kesimpulan
a.
Kas merupakan suatu aktiva lancar (Current
Assets) yang meliputi uang logam, uang kertas atau sejenisnya yang
bisa digunakan sebagai alat tukar dan mempunyai dasar pengukuran akuntansi. Kas
merupakan asset yang paling lancar/likuid dan paling beresiko, sehingga perlu
manajemen kas yang seketat mungkin untuk menghindari hal-hal yang dapat
merugikan perusahaan.
b.
Motif Dalam Menyimpan Kas
-
Motif Bertransaksi (Transactions Motive)
-
Motif Berjaga-Jaga (Precautionary Motive)
-
Motif Spekulasi (Speculative Motive)
-
Kebutuhan Saldo Kompensasi (Compensating
Balance)
c.
Teknik Analisis Meramalkan Kas Perusahaan
-
Keuangan Perusahaan
-
Estimasi penjualan
-
Estimasi produksi
-
Estimasi
Kas
d.
Metode yang digunakan untuk melaporkan arus kas dari aktifitas operasi
:
-
Metode Langsung
-
Metode Tidak Langsung
e.
Beberapa peralatan dasar yang digunakan dalam analisis laporan
keuangan:
-
Analisis Perbandingan
-
Analisis Persentase
-
Metode Index time Series
-
Analisis Rasio
-
Evaluasi Kinerja Perusahaan
F.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Besarnya Persediaan Kas Minimal
-
Perimbangan antara arus kas masuk dengan arus kas keluar
-
Penyimpangan terhadap arus kas yang diperkirakan
-
Adanya hubungan dengan Bank-Bank
DAFTAR PUSTAKA
http:www.Google.Kas
http:www.Google.
Manajemen Kas
http:www.Google.
Teknik Analisis Meramalkan Kas Perusahaan
http:www.Google. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Besarnya Persediaan Kas Minimal
Comments
Post a Comment