PETANI PENSIUN

Petani Pensiun...
Akhirnya Hujan menepati janjinya, setelah kurang lebih sebulan lalu atas keterlambatannya membuat masyarakat indonesia akhirnya harus menghakiminya dengan sholat minta hujan. Sekarang, Muka kusut Para petani pun mulai membaik setelah "RASKIN" sempat naik daun karena menjadi komoditi kelas tertentu disaat beras lokal hampir di kisaran Rp. 10.000 perkilonya.
Penjual "Jas Hujan" juga mulai nampak di trotoar jalan protokol, Petugas pengairan juga mulai disibukkan oleh sampah perdananya dimusim hujan ini, terlihat bangunan kantor wakil-wakil kita di buru-buru pengerjaannya agar bisa cepat dapat tempat berteduh yang layak untuk membahas kemaslahatan warga Maros. Para Tim Sukses pilkada juga semakin sibuk memikirkan strategi agar masyarakat berpihak kepadanya dan yang tidak kalah penting adalah bagaimana membuat masyarakat sepenuhnya ikut berpartisipasi (tidak golput) pada pesta demokrasi kali ini karena itu ada yang siapkan sarung dan juga payung, saya curiga krn ini ada hubungannya dengan musim hujan.
Namun tidak bagi petani yang renta seperti Dg. Samaila di kampung Tanah Raja RT. 02/RW.01,Kelurahan Soreang, Beliau sudah belasan tahun tidak lagi bisa menepati janjinya kepada istrinya Dg. Marawiah untuk turun kesawah. Hujan kali ini tak membuat mereka berdua bisa berbuat seperti biasanya. Lahir di zaman VoC tahun1934 mengharuskan pula beliau menikmati kehangatan Nippon di usia delapan tahun sampai indonesia dinyatakan merdeka. Atas keterjajahannya beliau berhak lebih dulu dari kita menikmati Kemerdekaan negeri ini.
Bagi pemerintah, mungkin beliau salah seorang warga negara yang kurang baik dan tidak patuh pada negara karena telah memiliki 8 Anak, 3 Perempuan dan 5 laki-laki tanpa KB, namun klo ditanya dia sih KB tetapi KB alami setelah anak ke-8nya. Hujan kali ini adalah sudah belasan tahun ia tidak manfaatkan turun kesawah, "Saya sudah Pensiun" Katanya. Terlihat kerutan dan bintik-bintik hitam yang merata di sekujur tubuhnya tidak bisa lagi dipungkiri bahwa betul beliau sudah renta apalagi naiknya Tarif dasar Air PDAM dan tagihan listrik ikut berpartisipasi menambah kerutan di dahinya setiap bulannya. namun kerentaan itu tidak membuat orang yang bertanggungjawab menempatkan beliau ditempat orang-orang yang tergolong beruntung di mata pemerintah selama ini.
Beliau sudah tidak lagi punya penghasilan, baik harian, mingguan smp tahunan, palingan ia dapat angpao seadanya dan sesisir pisang kalau ada yang memanggilnya ma'baca (Suro' Baca), namun meskipun begitu kakek dari 24 cucu ini bukanlah tergolong masyarakat yang mudah berputus asa yang sampai harus memburu Bantuan-bantuan lunak seperti yang selama ini marak di kucurkan oleh pemerintah. Beliau sangat anti mengemis kepada orng lain, pemerintah bahkan kepada anaknya sendiri apalagi tanpa sebab apapun atau bukan hasil jerih payahnya.Tapi apalah mau dikata, meskipun begitu Bapak besutan Zaman Nippon ini semangatnya masih tidak bisa dianggap remeh temeh apalagi semangat itu mau dijajah meskipun sebatang Rokok Mansion yang beliau isap sudah terlihat bergetar dan sesekali hampir jatuh di tangannya.
Yah Dg. Samaila, begitulah panggilannya, beliau bukanlah pahlawan dimata kita apalagi beliau tidak pernah sekolah sudah barang tentu tidak bisa disebut sebagai guru ataukah buruh yang boleh saja meminta kenaikan gaji setiap tahunnya. Tetapi peran beliau patut di banggakan karena telah mengabdi sebagai petani yang setia bagi bangsa ini yang tentunya sangat layak menyandang kata "Pensiun". Kalaupun tidak layak biarlah ia pinjam kata itu untuk mengisi hari tuanya. Dg. Samaila Patut jadi contoh bagi kita karena selama ini masih banyak diantara kita yang selalu menganggap dirinya lemah hingga mereka terjebak oleh sikap berputus asa mereka sendiri.
Dg. Samaila hanyalah orang yang pernah Bertani yang tidak mengerti tentang permasalahan negeri ini.
Dg. Samaila salah satu orang yang tidak menikmati pendidikan sehingga tidak mampu menghitung kerutan dan bintik disekujur tubuhnya.
Dg. Samaila Andai Istrinya KB sebelum Anak Ke-8 nya Maka tulisan ini tidak akan pernah ada selamanya.
Maros, 02 Desember 2015. pukul 05.30 wita.

Comments

Popular posts from this blog

Teori Permintaan Uang Menurut Keynes

Pengertian Valuta Asing dan Risiko Valuta Asing

Teknik Meningkatkan Kreativitas