Ayah dan Sebotol susu

Ayah dan Sebotol susu
Foto Adnan Junaedi.
Malam sudah larut, saya masih setia menggoda Anak perempuanku agar segera melupakan botol susunya. Saya berusaha bisikkan beberapa ayat agar nanti ia tetap terjaga dalam tidurnya. Namun, Ia terbangun dan tertawa saja, tak peduli dengan busungan nafasku yang sejak tadi hendak kutiupkan pada telinga dan ubun-ubunnya. Ia terlihat seakan ingin menghalau tiupanku dengan tiupannya yang sudah tampak monyong berkerucut depan mataku. Akhirnya saya batalkan saja, perut saya sudah tergeli-geli mendesakku ketawa melihatnya. Kulepas perlahan-lahan nafas yang tertahan tanpa membuatnya curiga bahwa beberapa ayat telah tumpah dari mulutku dan sisanya kutelan saja mengisi perutku yang kosong.
Saya ajak kembali bersenang-senang, bermain, dan menyanyikan beberapa lagu yang akrab di memorinya, mencoba mengurai perhatiannya pada botol susu yang dari lima jam lalu tak jua berisi. Namun usaha saya gagal, dengan tangan mungilnya Ia berusaha menarikku kekeranjang kecil miliknya. Ayaaah, Ayaaah..Cu'cuuu.. sambil menunjuk toples susu yang separuh malam enggan kubuka. Saya sangat mengerti maksud dari kata itu. Ambisinya begitu kuat, aku tak tega menolak pintanya, meski toples susu miliknya sejak kemarin sabar mengantri dan minta diblusuki lebih dulu.
Sambil mengambil nafas panjang, duduk memandangi anak perempuanku yang begitu riangnya terbaring memeluk guling dengan botol susu yang sudah terisi separuh ditangannya. Tak lama Ia pun kelangit sejak matanya terpejam perlahan dari memandang kami, Ayah dan Ibunya. Aku pun lekas membusungkan nafasku, lalu kutitipkan pesan kelangit tentang botol susunya yang lama ia raih hari ini lewat telinga dan ubun-ubunnya.
Saat ia terlelap, Bisikan dalam benakku mencoba menyapanya, “Tahukah kau, kau datang dari tanah yang damai memenuhi panggilan kami. Dan daun-daun kering telah kami bakar bersama dupa pada tungku harapan. Walau tugas kami belum usai, kuharap esok kau kembali mencari botol susumu yang kembali tak berisi, lalu memaafkan kami yang tak menjamahmu dengan kelimpahan”.
Tak lama kemudian, Aku pun tertidur dengan damai dan berharap bertemu dengannya dilangit, membawa pesan yang sama.
Adnan_junaedi

Comments


  1. Halo,
    Perkenalkan, Nama saya Wenny
    Saya adalah development dari ForexMart, Kami melihat website anda dan kami ingin mendiskusikan kerjasama kemitraan dengan Anda. 
    Boleh saya minta kontaknya untuk menjelaskan lebih lanjut atau anda bisa langsung menghubungi saya ke wenny@forexmart.com, terimakasih

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Teknik Meningkatkan Kreativitas

Teori Permintaan Uang Menurut Keynes

Pengertian Valuta Asing dan Risiko Valuta Asing