Posts

KUMIS JENAKA

Image
Kumis Jenaka, Gerimis di luar jendela semakin kisruh setelah hujan datang mengacaukan iramanya. Dan angin pun ikut serta membuatnya gaduh dengan merontokkan daun-daun trembessi lalu menghempasnya kesana kemari. sebuah patung kera putih kusam berdiri agak menjongkok, satu tangannya menyiku kekepala dan satunya lagi diluruskan keatas bagaikan penjaga Suar yang sedang mengamati kapal perang asing yang menuju kearahnya. Jika bukan karena ia memiliki bulu-bulu putih mungkin sudah barang tentu akan tetap mengabaikan lalu-lalang para bule yang berkulit putih itu. Kenapa? Karena orang kulit putihlah ia dan moyangnya harus bersembunyi dengan rasa takut dan lapar selama tiga setengah abad di dalam gua yang dingin dan gelap, dan baru 71 tahun ia bisa menikmati udara segar diluar gua. Selama 71 pun ia dituntut harus menyambut orang-orang kulit putih itu dengan senyum tanpa dendam. Namun entah kenapa kupu-kupu raksasa yang selama ini beterbangan dekat terjunnya air muncul tiba-tiba menghalangi

Ayah dan Sebotol susu

Image
Ayah dan Sebotol susu Malam sudah larut, saya masih setia menggoda Anak perempuanku agar segera melupakan botol susunya. Saya berusaha bisikkan beberapa ayat agar nanti ia tetap terjaga dalam tidurnya. Namun, Ia terbangun dan tertawa saja, tak peduli dengan busungan nafasku yang sejak tadi hendak kutiupkan pada telinga dan ubun-ubunnya. Ia terlihat seakan ingin menghalau tiupanku dengan tiupannya yang sudah tampak monyong berkerucut depan mataku. Akhirnya saya batalkan saja, perut saya sudah tergeli-geli mendesakku ketawa melihatnya. Kulepas perlahan-lahan nafas yang tertahan tanpa membuatnya curiga bahwa beberapa ayat telah tumpah dari mulutku dan sisanya kutelan saja mengisi perutku yang kosong. Saya ajak kembali bersenang-senang, bermain, dan menyanyikan beberapa lagu yang akrab di memorinya, mencoba mengurai perhatiannya pada botol susu yang dari lima jam lalu tak jua berisi. Namun usaha saya gagal, dengan tangan mungilnya Ia berusaha menarikku kekeranjang kecil miliknya

Sumur Tua

Sumur Tua, Beberapa tahun ini, cuaca kerap tak patuh pada siklusnya. Ini bukan musim penghujan, tetapi tiap hari awan tak pernah alpa mengirimkan rintiknya. Air pun makin lama makin deras tumpah ke bumi. Ayam dan bebek tak perlu lagi antri menunggu tadahan air kappara’ (baki besar) dari empunya di kampung Cambayya sana. Ayam betina sudah tak pesimis lagi mengeraskan suara koteknya saat hendak bertelur. Barisan bebek sudah kembali rapi di pematang sawah menyidak siput-siput kecil yang mungkin baru saja lolos dari himpitan retakan tanah. Ataukah beberapa sapi betina dan kambing terlihat sudah begitu tabah bertualang di parang sawah yang baru saja ditumbuhi rumput-rumput muda belia setelah menjanda sekian lama pasca Idul Qurban bulan kemarin. Mungkinkah beberapa saudara kita di kampung seberang telah terijabah doanya ataukah tengadah jemari tangan keriput pak tua baru saja menuntaskan doa pamungkasnya yang konon hanya bisa dipakai disaat keadaan sudah genting. Tetapi, Alhamdulillah hu

MAROS UTARA (BONTOA)

MAROS UTARA (BONTOA), Ada yang pernah ke kutub utara? Atau ada yang pernah ke Maros utara ? Kalau anda pernah ke salah satunya, maka anda bisa membayangkan bagaimana suasana di satunya lagi. Tinggal dibalik atau dilawankan saja rasanya. ..................... Saya teringat salah seorang keluarga disebuah kampung kecil bernama Cambayya, Desa Bonto Bahari yang harus mandi di atas Talang (Kappara) yang berupa baki besar bundar yang biasa digunakan untuk ditempati piring yang berisi lauk pauk atau kue-kue. Hal itu mereka lakukan agar Air tak terbuang percuma ketanah saat mandi, dan Air yang tertalang itu digunakan untuk membasahi dedak bebek dan Ayamnya, bahkan untuk ternak kambing dan sapinya. Entah airnya diperoleh dari mana atau mungkin itu adalah air kembang Tujuh Rupa hingga harus digunakan seguna-gunanya, ataukah sosialisasi hemat Air bersih dari salah satu perusahaan Air di Kota ini yang begitu mengugah di kampung ini hingga mereka sedikit kelihatan lebih sakral pada saat mand

Budi Jembatan Maros

“ Si Budi Kecil” Jembatan Maros. Hari Kemerdekaan tentunya memberikan kesan yang berbeda bagi setiap Rakyat indonesia. Mungkin ada yang bersyukur, menghormati dan menghargai jasa-jasa para pahlawan, menyerukan agar memelihara dan menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, mungkin juga ada yang menangis terharu ataukah sedih karena belum mampu merasakan kemerdekaan. Tetapi apapun itu, itulah rasa Kemerdekaan yang tak bisa lagi ditawar-tawar, dimanipulasi ataukah di bumbui agar berubah rasa, apalagi disandiwarakan dengan penuh kebohongan. Itulah kabar yang sempurna dihari kemerdekaan bahwa rakyat belum sepenuhnya bahagia yang sekaligus memberikan sinyal bahwa kemerdekaan masih membutuhkan perjuangan yang lebih keras agar hanya menyisakan kata “Manis” ditahun depan. Salah satu rasa kemerdekaan contohnya yang dialami Budi (nama samaran). Ia dan teman-temannya tinggal di tanggul kota maros yang pinggiran sungainya tak terpancang lunas. Setiap hari ia mencari kerang di dasar sungai, kemudian

Miskin Tetap Tegak

Miskin Tetap Tegak, Saya sangat percaya kekayaan dimulai dengan pola pikir. Dan tanpa kekayaan atau prospek kemakmuran, kemerdekaan hanyalah sebuah kata. Hari ini Saya benar-benar percaya bahwa “Kemerdekaan” berarti “ Menentukan nasib sendiri . " Saya pernah membayangkan suatu gerakan kolaborasi antara semua sektor kehidupan untuk mempromosikan gerakan kemandirian. Sebuah jalan menuju kemakmuran yang wajar dan layak bagi negara kita. Negara yang Konon kemiskinanya belum lumpuh dengan Jurus manapun, bahkan bulan kemarin Stok Jawara yang beralamat diluar Negeri pun ikut dilibatkan seperti Archandra tahar yang lagi hot dipemberitaan karena masa kerjanya yang belum sampai sebulan, Sri Mulyani yang sementara diberi kesempatan kedua Mengatur Duit negara kita, bahkan yang tidak layak disebut sebagai jawara pun kita naik arena. Tetapi Ah, biarlah itu menjadi buah mulut orang yang paham saja. Cuma, saya mau bertanya “Apakah Jawara masih tertidur setelah 71 tahun Kemerdekaan

Fenomena Perubahan perekonomian di Indonesia

A Alas Pikir Fenomena Perubahan perekonomian di Indonesia dewasa ini membawa pengaruh terhadap pasar aset-aset (financial market) hal ini akan mempengaruhi semua keputusan yang diambil perusahaan, khususnya dalam menentukan ramuan pembelanjaan (financing mix). Karena itu, perlu diadakan tinjauan ulang terhadap proporsi pembelanjaan pendanaan. Dengan mengetahui tingkat biaya minimum dari sumber-sumber pembelanjaan, perusahaan dapat menentukan struktur modal yang tepat yang selanjutnya menjadi dasar dalam penilaian kebijaksanaan pembelanjaan perusahaan dalam penyusunan perencanaan sehingga keputusan yang diambil dapat berada dalam kondisi yang lebih baik dan rasional. Dalam penentuan pembelanjaan perusahaan, terdapat dua alternatif yang dapat ditempuh dimana setiap alternatif diikuti pula oleh sejumlah kewajiban sebagai imbalan atas pemanfaatannya. Alternatif tersebut yaitu apakah sumber pembelanjaan akan didominasi oleh modal sendiri atau pinjaman jangka panjang. Tentu saja dalam pem